Merasa Salah Masuk Jurusan (Teknik Sipil) - part 2
4. Masa Perkuliahan
Hal mengejutkan ketika masuk perkuliahan adalah jumlah mahasiswa dalam satu mata kuliah (hampir tiap matkul), 70 orang adalah jumlah minimal, bisa jadi lebih karena ada tambahan dari kakak tingkat yang mengambil ulang kelas tersebut. Semester pertama berjalan begitu saja dengan tugas kuliah dan tugas orientasi yang cukup melelahkan. Pernah nangis dan merasa buntu, merasa gak pernah bisa belajar karena kerjaannya ngejar deadline tugas besar dan tiba-tiba UTS dan UAS udah di depan mata.
"Kita selama ini belajar apa ya ? kok udah UAS aja" sebuah celetukan yang pernah aku sampein ke partner nugas aku di waktu menjelang UAS semester 1
UAS semester pertama terasa cukup kacau sampai waktu itu nelpon ibu untuk bilang "maaf ya, vi ngerasa ujiannya gak maksimal".
Tapi saat keluar hasilnya, syukur alhamdulillah masih bisa dibilang aman.
Lanjut ke semester ke-dua, karena merasa di semester awal gak maksimal so di semester ini aku bertekad untuk memperbaiki, singkat cerita semester ini ada peningkatan.
Lanjut ke semester ke-tiga, mencoba mempertahankan perbaikan di semester 2, awal semester masih terasa semangat, tapi dipertengahan tiba-tiba pikiran terasa kacau.
Ada yang berbeda memasuki semester 3 ini, yang paling bikin kesel adalah kelas dengan 4 sks, jumlah mahasiswanya mencapai 140 orang, kelas rasanya sudah sangat tidak kondusif dan ini artinya mahasiswa harus bener-bener mandiri untuk belajar mata kuliah tersebut.
Aku kesulitan disini, karena aku tipe yang butuh ada input pemahaman dari kelas, tapi kenyataannya setiap keluar kelas entah apa yang aku dapat, nihil.
Aku kesulitan disini, karena aku tipe yang butuh ada input pemahaman dari kelas, tapi kenyataannya setiap keluar kelas entah apa yang aku dapat, nihil.
Di semester ini aku mulai banyak mengeluh dan meminta ke ibu untuk pindah jurusan tapi, kata ibu "coba jalanin dulu, bertahan, mba udah masuk teknik sipil ini kan udah atas izin Allah, jalanin aja"
daaan, hasil di semester ini, IP turun hingga ke angka 2,7.
Lanjut ke semester ke-empat, masih dengan drama "mama, aku minta pindah jurusan" dan dengan mindset "aku jenuh dan gak tertarik dengan apa yang aku pelajari saat ini", hasil semester ini IP semakin menurun!!! walaupun IPK masih di angkat 3,... (bersyukur terbantu IP di semester 2 yang alhamdulillah tinggi) tetap pikiran jadi kacau.
namun hasil IP tersebut tetap gak mengubah jawaban ibu untuk minta aku tetap bertahan di jurusan tersebut, malah nih... jawabannya bertambah "nanggung, udah semester 4, udah setengah jalan".
Oke, fix ini mah gak ada harapan untuk dapat izin orang tua.
Dengan kondisi gitu, aku hanya bisa meninggikan rasa tanggung jawab sebagai anak yang dibiayai orang tua, berusaha untuk semangat lagi walauu ya... naik turun gak karuan semangatnya, usaha untuk ngerjain tugas-tugas besar dan do'a tetep lanjut tapiii kalimat yang sering terucap :
"ini apa sih ngintung luas besi sama beton aja kerjaannya, gambarnya hanya kotak-kotak sama lingkaran, gak ada yang indah2nya gitu?"
"duuh, aku salah jurusan nih, gak passion, gimana ya... gak ada semangat buat belajar"
Sampai suatu ketika... selepas ujian aku ngucap kalimat di atas, ada seorang temen yang menanggapi dengan inti kalimat "Vir, jangan dipikir gitu terus, itu malah bikin pikiran negatif dan gak semangat, passion itu bisa dibentuk kok"
DEG, tetiba kata2 itu semacam menyadarkan, kalau dengan ngeluh malah bisa bikin hal ini tambah berat, dan dengan kondisi saat itu (tidak ada ACC pindah jurusan) lebih baik mencoba berpikir positif dan membentuk sebuah passion di tempat aku saat ini.
Entah, passion itu beneran bisa kebentuk atau gak, tapiii dengan mencoba mempercayai kalimat itu dan lebih berpikir positif serta menjauhkan pikiran negatif, it works on me.
Semester-semester selanjutnya, nilai aku membaik dan bisa lulus cukup tepat waktu dengan IPK yang cukup baik.
So, buat kalian yang merasa salah jurusan tapi gak dapat restu pindah jurusan dari orang tua, mungkin kisah ini bisa sedikit membantu.
- Rasa tanggung jawab yang dipegang erat-erat
- Usaha dan Do'a yang harus terus berjalan
- Selalu berusaha untuk berpikir positif dan jauh jauh dari pikiran negatif
- Cari aktifitas diluar perkuliahan yang kalian minati (tanpa menggangu kegiatan kuliah loh ya)
Apapun yang terjadi dalam hidup kita sudah dengan izin Allah dan bisa jadi hal yang terbaik untuk diri kita, yang perlu kita kontrol adalah diri kita sendiri. Di awal yang terpikirkan hanya sebuah kesalahan yang berhasil memunculkan kalimat "seandainya duluuuuu aku gak milih jurusan ini" bisa berakhir dengan "ternyata banyak kok yang bisa disyukuri dengan ambil jurusan ini"
Kali aja beberapa hal di atas bisa membantu membentuk passion yang baru, atau setidaknya membantu menjalani kehidupan perkuliahan (salah jurusan). Semoga dengan mengikuti keinginan orang tua kita, ada keberkahan yang dititipkan didalamnya :)
Sekian....
Part 1
daaan, hasil di semester ini, IP turun hingga ke angka 2,7.
Lanjut ke semester ke-empat, masih dengan drama "mama, aku minta pindah jurusan" dan dengan mindset "aku jenuh dan gak tertarik dengan apa yang aku pelajari saat ini", hasil semester ini IP semakin menurun!!! walaupun IPK masih di angkat 3,... (bersyukur terbantu IP di semester 2 yang alhamdulillah tinggi) tetap pikiran jadi kacau.
namun hasil IP tersebut tetap gak mengubah jawaban ibu untuk minta aku tetap bertahan di jurusan tersebut, malah nih... jawabannya bertambah "nanggung, udah semester 4, udah setengah jalan".
Oke, fix ini mah gak ada harapan untuk dapat izin orang tua.
Dengan kondisi gitu, aku hanya bisa meninggikan rasa tanggung jawab sebagai anak yang dibiayai orang tua, berusaha untuk semangat lagi walauu ya... naik turun gak karuan semangatnya, usaha untuk ngerjain tugas-tugas besar dan do'a tetep lanjut tapiii kalimat yang sering terucap :
"ini apa sih ngintung luas besi sama beton aja kerjaannya, gambarnya hanya kotak-kotak sama lingkaran, gak ada yang indah2nya gitu?"
"duuh, aku salah jurusan nih, gak passion, gimana ya... gak ada semangat buat belajar"
Sampai suatu ketika... selepas ujian aku ngucap kalimat di atas, ada seorang temen yang menanggapi dengan inti kalimat "Vir, jangan dipikir gitu terus, itu malah bikin pikiran negatif dan gak semangat, passion itu bisa dibentuk kok"
DEG, tetiba kata2 itu semacam menyadarkan, kalau dengan ngeluh malah bisa bikin hal ini tambah berat, dan dengan kondisi saat itu (tidak ada ACC pindah jurusan) lebih baik mencoba berpikir positif dan membentuk sebuah passion di tempat aku saat ini.
Entah, passion itu beneran bisa kebentuk atau gak, tapiii dengan mencoba mempercayai kalimat itu dan lebih berpikir positif serta menjauhkan pikiran negatif, it works on me.
Semester-semester selanjutnya, nilai aku membaik dan bisa lulus cukup tepat waktu dengan IPK yang cukup baik.
So, buat kalian yang merasa salah jurusan tapi gak dapat restu pindah jurusan dari orang tua, mungkin kisah ini bisa sedikit membantu.
- Rasa tanggung jawab yang dipegang erat-erat
- Usaha dan Do'a yang harus terus berjalan
- Selalu berusaha untuk berpikir positif dan jauh jauh dari pikiran negatif
- Cari aktifitas diluar perkuliahan yang kalian minati (tanpa menggangu kegiatan kuliah loh ya)
Apapun yang terjadi dalam hidup kita sudah dengan izin Allah dan bisa jadi hal yang terbaik untuk diri kita, yang perlu kita kontrol adalah diri kita sendiri. Di awal yang terpikirkan hanya sebuah kesalahan yang berhasil memunculkan kalimat "seandainya duluuuuu aku gak milih jurusan ini" bisa berakhir dengan "ternyata banyak kok yang bisa disyukuri dengan ambil jurusan ini"
Kali aja beberapa hal di atas bisa membantu membentuk passion yang baru, atau setidaknya membantu menjalani kehidupan perkuliahan (salah jurusan). Semoga dengan mengikuti keinginan orang tua kita, ada keberkahan yang dititipkan didalamnya :)
Sekian....
Part 1
0 comments